Minggu, 01 Mei 2011

Medan Korban Penganian Rahudman Lewati Masa Kritis




Rahudman
MEDAN 
Kondisi korban yang masih dirawat di Ruang ICU RS Columbia, sudah lewat masa kritis. Korban telah menjalani operasi ketiga, dari sepuluh operasi yang harus dijalani. Soalnya luka bakar akibat siraman soda api yang diderita Masfur, mencapai 80 persen lebih                                                  
"Sudah lewat masa kritis. Tapi masih butuh beberapa kali operasi lagi. Wajah dan punggungnya hancur," kata sumber di rumah sakit internasional itu.

Sebelumnya, kondisi Masfur sempat mengkhawatirkan. Nyawa korban takut nggak bisa diselamatkan. Bila korban tewas, saksi atas kasus penganiayaan berat terkesan direncanakan itu bakal kabur bahkan lenyap. Apalagi pengaduan atas kasus ini di Polresta hanya soal penyiraman air soda olah dua OTK.

"Udah jelas yang dilaporkan orang tak dikenal. Apa gunanya ditangani. namanya juga nggak dikenal, siapa yang mau nyari orang tak dikenal?" terang sumber di Mapolresta Medan, menyesali laporan keluarga korban yang tinggal di Jalan Sepakat, Komplek Perumahan Ubud, No.17 C.

Sebelumnya sebagaimana dikemukakan keluarga korban saat membuat pengaduan ke Polresta Medan sesuai No LP/ 033/IV/ 2010 (diganti jadi 2011,red) dengan penerima laporan Bripka Robert Panjaitan, Senin (25/4) sekira pukul 18.00 WIB, korban dijemput oknum suruhan Rahudman Harahap. Masfur dibawa ke rumah dinas Walikota Medan di Jalan Sudirman Medan. Tiba di sana, Masfur diintrogasi Rahudman sambil melakukan penganiayaan                                               
Sedikit babakbelur dipukuli Rahudman, Kabid Pendayagunaan TTG dan SDA Kantor Bapemnas Pemprovsu itu coba pergi. Tapi sial, korban yang hendak keluar dari lingkungan rumah dinas malah disuruh Rahudman dicegat para petugas pos jaga diantaranya bermarga S. Pagar rumah dinas ditutup, Masfur kembali ditarik dan dipukuli secara beramai-ramai.

Tak sanggup menghadapi pukulan bertubi-tubi, Masfur nyaris tersungkur. Dalam kondisi wajah dan tubuh babakbelur, lalu disuruh pergi.

Hari yang sama namun di malam harinya, kediaman korban dilabrak putri Rahudman berinisial Lda. Masfur diteriaki dan dicaci maki dikatakan sebagai gigolo ibu-nya (Yus-istri Rahudman). Takut melayani kedatangan putri korban yang dikawal tiga oknum berambut cepak, Masfur dan keluarga memilih diam mengamankan diri di dalam rumah.

Teror dan ancaman keselamatan jiwa ternyata tak sampai di situ. Selasa (26/4) pagi saat hendak menuju tempat kerja, Masfur yang melintas di Jalan HM Adam Malik mengendarai sepdamotor, dipepet dua OTK mengendarai kendaraan jenis yang sama.

Kedua OTK memakai helem tertutup menendang sepedamotor korban. Gitu masfur terjerembab jatuh bersama kendaraannya, suami pegawai bank swasta itu langsung didekati. Wajah Masfur disiram pakai soda api yang dipersiapkan di dalam botol minuman mineral.

Dalam kondisi menggelepar menyelamatkan wajah dari siraman soda api, Masfur berusaha bangkit menyelamatkan diri. Celakanya, saat akan bangkit, kali ini bagian punggung korban yang dimandikan cairan kimia berbahaya itu.

Belum jelas pasti siapa yang melarikan korban menjalani perawatan medis di RS Columbia. Beberapa saat Masfur ditangani medis di Ruang ICU, istri dan pamannnya datang. Tapi keluarga korban tak diizinkan petugas berambut cepak melihat kondisi korban ke dalam ruang perawatan.

Yang menjadi pertanyaan keluarga hingga saat ini, sementara mereka tak diizinkan masuk melihat kondisi Masfur saat itu, namun tiba-tiba dari dalam ruang ICU keluar Yus, istri oknum Walikota Medan yang kini berstatus tersangka koruptor kasus APBD Pemkab Tapsel di Kejatisu. Kontan saja istri korban, Sri Listia Ningsih (42) bereaksi. Pegawai bank swasta itu nyaris saling cakar dengan Yus.

Tapi wanita itu (istri RH,red) keburu kabur menyelinap diantara petugas penjaga ruang ICU dan oknum-oknum rambut cepak yang diduga disiagakan Rahudman.

Terkait hal di atas, Rahudman dan beberapa stafnya di Pemko Medan, Kamis (28/4) dan Jumat (29/4) nyaris tak henti dicari awak media guna konfirmasi      
Tapi setelah temu pers bagi-bagi Rp 500 ribu per wartawan, Rahudman khususnya terlihat seolah tak bermasalah. Ironisnya, pihak kepolisian di Polresta Medan sebagaimana Kapolres Kombes Tagam Sinaga melalui Kasat Reskrim Kompol Fadila, belum bersedia memaparkan sejauhmana penyelidikan mereka terkait kasus ini. (ibas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar